Jumat, 14 Januari 2011

Kisah Semangkuk Bakmi

Sobat Fredy, kali ini saya posting sebuah cerita inspirasi yang pernah saya dengar dari Radio. Ini tentang Kisah Semangkuk Bakmi. 


Pada suatu malam seorang anak bertengkar dengan Ibunya. Karena marah, si anak pergi meninggalkan rumah. Beberapa saat berjalan ia baru sadar bahwa ia tak membawa sepeser uangpun.


Di tengah perjalanan rasa lapar dan haus mulai ia rasakan. Sampai akhirnya ia bertemu warung yang menjual Bakmi. Ia ingin memesan 1 mangkuk Bakmi hangat untuk mengganjal perutnya, tp ia sadar tidak punya uang. Akhirnya ia hanya berdiri termangu di depan warung.

Sang pemilik warung melihat anak itu dan bertanya, “ Apa engkau mau memesan Bakmi ,Nak ?”

“Iya, tapi saya tidak mempunya uang”, jawab anak itu.
“Tidak apa apa, saya akan membuatkan untukmu gratis.” Jawab pemilik warung itu.

Tak berapa lama kemudian pemilik warung itu membawakan semangkuk bakmi hangat, dan segera anak itu memakannya sampai kenyang. Terharu dengan kebaikan pemilik warung itu, tak terasa air mata si anak itu berlinang.

“Kenapa engkau menangis, nak ?” tanya pemilik warung.
“aku hanya terharu, Pak.” Jawab anak itu. “ Bapak yang baru kukenal tetapi bapak sangat baik padaku. Tidak seperti Ibuku, yang begitu tega mengusirku. Bapak yang baru kukenal saja lebih perhaian kepadaku di banding dengan Ibuku sendiri.”

Mendengar perkataan anak itu, Pemilik warung itu menarik napas panjang dan berkata, “Mengapa kau punya pikiran seperti itu Nak ? Aku hanya memberi kamu semangkuk Bakmi kau sudah terharu dan berterima kasih sedemikian rupa. Padahal Ibumu telah memberimu makan setiap hari sejak kau masih kecil hingga kini, mengapa kau tidak berterima kasih padanya, malah kau bertengkar dengannya ? Aku yakin Ibumu tidaklah sejahat yang engkau kira Nak.”

Anak tersebut langsung terhenyak mendengar hal itu. “Benar juga ya, untuk semangkuk Bakmi dari orang yang baru kukenal, aku sudah berterima kasih, tapi mengapa kepada Ibuku yang telah memberiku makan dari aku kecil, aku malah tidak berterima kasih padanya. Dan hanya karena perkara sepele aku justru bertengkar denganya. Betapa tak tahu dirinya kau ini.”

Dengan segera anak itu bergegas pulang, sambil memikirkan kata kata apa yang harus ia ucapkan kepada Ibunya.

Begitu sampai di depan rumah, ternyata ia melihat Ibunya dengat wajah letih dan cemas tanda ia sedang kwatir. Dan ketika melihat anak itu pulang sang Ibu langsung memeluknya dan berkata, “Oh anakku, kau sudah pulang, maafkan Ibu ya nak. Cepatlah masuk Ibu telah menyipakan makan malam kesukaanmu, cepatlah makan sebelum makanan itu menjadi dingin,”

Pada saat itu si anak tak bisa meenahan tangisnya lagi, akhirnya menangislah ia sambil memeluk Ibunya, dengan perasaan sangat menyesal atas perbuatannya tadi.

Sobat Fredy, barangkali ini bukan kisah orang lain. Bisa jadi “si anak” adalah kita sendiri. Sekali waktu, kita kadang sangat berterima kasih pada orang lain untuk pertolongan “kecil” yang mereka berikan kepada kita. Namun kepada ORANG TUA kita sendiri, terkadang kita jarang mengucapkan Terima Kasih.

Allah SWT berfirman yang atinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari mereka atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu berkata 'ah' kepada mereka dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu kecil"." (Al-Israa': 23-24).

Hikmah:

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kapada orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kapada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua, ingatlah bahwa kita harus berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

Seringkali kita menganggap pengorbanan orang tua merupakan suatu proses alami yang biasa saja dan itulah tugas orangtua. Tidakkah kamu berfikir, Kasih dan kepedulian mereka pada anaknya adalah hadiah paling berharga yang diberikan Allah melalui orangtua kepada kita sejak lahir hingga kini.

Allah swt telah mengingatkan kita dalam firmannya :
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu.
” (Luqman ayat14)

Selalu berbuat buat pada mereka karena orangtua lah yang paling berhak mendapat kebaikan, kasih dan peduli dari sang anak. Sebutlah nama mereka didalam doa-doamu "Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran" Artinya :"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil".